Selamat Datang

Lingkungan Tropis adalah majalah ilmiah dalam bidang lingkungan dan telah terakreditasi LIPI. Silakan berpendapat dan saling tukar pikiran dalam forum ini demi peningkatan prestasi dalam menjaga kelestarian alam bumi pertiwi.

Wednesday, December 12, 2012

Sanitation Systems in Bandung

    Bandung merupakan kota besar dengan jumlah penduduk lebih dari 2 juta jiwa. Bandung terletak di Daerah Tangkapan sungai Citarum yang sangat tercemar. Untuk perbaikan keberlanjutan sungai Citarum dan daerah tangkapannya, pembenahan sanitasi kota Bandung perlu mendapat prioritas. Saat ini, fasilitas pembuangan sampah cara konvensional yaitu pengangkutan menuju TPS dan selanjutnya ke TPA Sarimukti yang berjarak rata-rata 40 kilometer dari sumber sampah. Demikian pula banyak masyarakat Bandung tidak memiliki MCK, atau setidaknya tinja dialirkan ke sungai yang melintas di dekat rumahnya. Hanya sebagian kecil rumah di Bandung memiliki sambungan langsung dengan sistim perpipaan air kotor menuju Kolam pengolahan tinja di Bojongsoang yang terletak 20 km dari kota Bandung. 
    System penanganan sampah dan air kotor tersebut ternyata tidak berjalan dengan baik,  membutuhkan beaya tinggi untuk investasi dan pemeliharaan, dan pengembangannya lambat. Alternatif system yang diajukan adalah Decentralized Sanitation Systems menuju Zero Waste. Untuk mematangkan konsep ini, pemikiran secara terintegrasi dengan mengembangkan System Interrelationship Model telah dilakukan. Oleh karenanya kami memerlukan pemikiran para ahli dari berbagai disiplin ilmu seperti Ahli Sosial-Ekonomi, Pertanian-Peternakan, Sosial-Budaya, Teknik Sipil-Mesin-Lingkungan, Tataruang, Kedokteran dll. Expert Discussion merupakan salah satu Knowledge Acquisition Technique yang akan kami tempuh. Mohon saran atau tanggapannya !

Indonesia-Japan Expert Discussion akan diadakan tanggal 22 Februari 2013, Jam 0830 - 1630,di suatu Hotel (dalam konfirmasi) Bandung
Tema: The Improvement of Sanitation Systems in Bandung for the Sustainability of Citarum River Basin
Diskusi ini terbuka untuk umum.
Daftarkan diri anda sesegara mungkin dengan mengisi form terlampir. Karena jumlah peserta terbatas hingga 150 orang, tidak semua pendaftar akan diterima atau dikirimi undangan.

Monday, June 11, 2012

Mampukan Penelitian Masalah Lingkungan meningkatkan Taraf Kehidupan Manusia

Sdh banyak penelitian lingkungan berhasil ditulis dan dipublikasikan. Sdh puluhan bahkan ratusan juta sdh Kita keluarkan utk atas nama proyek penelitian yg berakhir publikasi. Rasa rasanya derita kaum miskin krn kondisi lingkungan tropis pun tidak mentas mentas dari kemiskinan. Kesehatan kaum miski terus semakin buruk di bumi nusantara, dan itu sdh rahasia umum. Shg penelitian Kita selama ini hanya budaya utk membangun wacana sj tanpa terkait dg masalah atau pun menyelesaikan masalah riil. Ilmu utk ilmu, ilmu utk kenaikan derajat kita, ilmu utk karier dan Status sosial kita. Sodaqoh ilmu kita pun terbatas utk kalangan kelompok kita sendiri. Saya pun melakukan seperti itu. Budaya Akademik Kita pun lebih banyak krn atas nama proyek proyek drpd budaya meningkatkan kapasistas masyarakat bangsa Kita sendiri. Kita pun rame rame mengimpor ilmu dari barat utk kedigdayaan keilmuaan kelompok Kita atau kekuasaan akademik Kita, sedihnya lagi ilmu yg mahal investasinya tsb harus jadi publikasi publikasi yg mahal dan on.line yg jauh dari harapan penyelesaian masyarakat terpinggirkan. Makin hari, Republik ini di penuhi dg Orang Orang pinter dg setumpuk atau ribuan publikasi, pd saat yg sama ketahanan masyarakat terhadap pangan, gizi, kerentanan terhadap perubahan iklim makin tidak terjangkau dg menumpuknya hasil penelitian kita kita ini. Apa yg salah? Atau krn kurang sinergi? Atau jauhnya kekuasaan dari peneliti.? 
Sdh keliling Indonesia melihat kemiskinan, tapi tidak mampu berbuat apa apa...

Salam, agus hendratno / teknik geologi ugm