Selamat Datang

Lingkungan Tropis adalah majalah ilmiah dalam bidang lingkungan dan telah terakreditasi LIPI. Silakan berpendapat dan saling tukar pikiran dalam forum ini demi peningkatan prestasi dalam menjaga kelestarian alam bumi pertiwi.

Friday, May 14, 2010

PEMANFAATAN KOMPOR MATAHARI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MEMASAK


Mahalnya harga BBM yang ditimbulkan karena kelangkaan minyak bumi dan tingginya harga minyak dunia, telah mendatangkan dampak yang buruk bagi masyarakat. Dampak tersebut diantaranya adalah kelangkaan minyak tanah. Minyak tanah adalah salah satu bahan bakar yang digunakan oleh sebagian besar masyarakat di Indonesia ini. Sepanjang tahun Indonesia mempunyai energi cahaya matahari yang belum dimanfaatkan secara optimal. Energi cahaya tersebut dapat dipakai untuk memasak. Penelitian ini untuk membuktikan. Lebih cepat mana memasak dengan menggunakan alat masak yang terbuat dari almunium, besi dan tanah ?
Kompor matahari terbuat dari cermin yang dibentuk seperti parabola prinsip kerjanya memakai hukum pemantulan cahaya menuju titik fokus dengan diameter 191 cm seperti pada gambar terbukti dapat untuk praktek menggoreng krupuk bahan yang sama, dilakukan pada bulan 28 Maret 2009 pada jam 12.00 WIB. Ternyata waktu masaknya berbeda hasilnya berbeda. Berturut-turut yang paling cepat matang adalah : wajan tanah, < 3menit, wajan besi = 3 menit dan wajan almunium > 3 menit. Dan untuk merebus air lebih cepat mendidih pada panci yang hitam.


Lianah
Fakultas Tarbiyah Tadris Biologi IAIN Walisongo Semarang
E-mail: lianahkuswanto@yahoo.co.id.

2 comments:

  1. Berarti masaknya diluar rumah dong, dan efektif kalo disiang bolong. Kalo memasak air segalon butuh waktu berapa jam? jgn sampai keburu sore airnya belum mendidih juga.

    ReplyDelete
  2. menarik sekali, aku mau eksperimen pake kuali ibuku yang super gede dan alumunium foil. siapa tau bisa bikin usaha galon air matang, sebab disini masyarakat lebih suka air masak daripada air yang disinari UV. nice. kuali+alumunium foil

    ReplyDelete